Profil Desa Penusupan

Ketahui informasi secara rinci Desa Penusupan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Penusupan

Tentang Kami

Profil Desa Penusupan, Sruweng, Kebumen. Mengupas tuntas jejak sejarahnya yang kuat sebagai basis perjuangan, potensi ekonomi dari pertanian lahan kering di wilayah perbukitan yang khas, serta potret semangat resiliensi masyarakat dalam menghadapi tantang

  • Memiliki Jejak Sejarah Perjuangan yang Kuat

    Nama dan lokasi desa diyakini sangat erat kaitannya dengan sejarah masa lalu sebagai basis persembunyian atau titik "penusupan" para pejuang, yang membentuk karakter masyarakatnya.

  • Geografi Perbukitan yang Khas

    Terletak di wilayah topografi perbukitan dengan kontur tanah yang bergelombang, yang secara fundamental membentuk corak kehidupan, tantangan pembangunan, dan model pertanian desa.

  • Pertanian Lahan Kering sebagai Penopang Utama

    Perekonomian masyarakat secara dominan bertumpu pada sistem pertanian tadah hujan (lahan kering), dengan komoditas utama seperti singkong, jagung, dan tanaman kayu keras.

XM Broker

Gema langkah para pejuang masa lalu seakan masih terasa di setiap sudut Desa Penusupan, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen. Nama desa ini bukanlah sekadar sebutan administratif, melainkan sebuah prasasti hidup yang merekam jejak sejarah perjuangan dan ketangguhan. Terletak di kawasan perbukitan yang membedakannya dari desa-desa lain di dataran rendah Sruweng, Penusupan menawarkan potret komunitas yang resilien, yang identitas dan denyut kehidupannya dibentuk oleh topografi yang menantang dan warisan sejarah yang membanggakan.

Sejarah dalam Nama, Perjuangan dalam DNA Desa

Asal-usul nama "Penusupan" secara luas diyakini oleh masyarakat setempat berasal dari perannya di masa lampau, terutama pada era Perang Diponegoro dan perjuangan kemerdekaan. Kondisi geografisnya yang berbukit-bukit, tersembunyi dan sulit dijangkau menjadikannya lokasi yang ideal sebagai basis pertahanan, tempat persembunyian, atau titik strategis untuk melakukan "penusupan" (infiltrasi) ke wilayah yang dikuasai musuh.Kisah-kisah heroik para leluhur yang terlibat dalam perjuangan ini diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi. Warisan sejarah ini bukan hanya menjadi cerita pengantar tidur, melainkan telah mendarah daging dan membentuk DNA sosial masyarakat Penusupan: sebuah karakter yang mandiri, ulet, tidak mudah menyerah, dan memiliki ikatan komunal yang kuat.

Geografi Perbukitan dan Demografi

Berbeda dengan mayoritas desa di Kecamatan Sruweng yang berada di dataran rendah aluvial, Desa Penusupan terletak di zona perbukitan. Kontur tanahnya bergelombang, dengan lembah dan lereng yang menjadi ciri khas utama lanskapnya. Karakteristik geografis ini memberikan konsekuensi langsung terhadap pola pemukiman, infrastruktur, dan jenis usaha pertanian yang dapat dikembangkan.Desa Penusupan memiliki luas wilayah yang cukup besar, yakni sekitar 352 hektar. Namun dengan topografi yang menantang, populasi penduduknya relatif lebih kecil. Berdasarkan data kependudukan terbaru, desa ini dihuni oleh 2.518 jiwa. Hal ini menghasilkan tingkat kepadatan penduduk yang tergolong rendah, yaitu sekitar 715 jiwa per kilometer persegi, sangat kontras dengan desa-desa tetangganya di dataran rendah.Secara administratif, Desa Penusupan berbatasan dengan Desa Condongcampur di sebelah utara. Di sisi selatan berbatasan dengan Desa Jabres, sementara di sebelah timur berbatasan dengan Desa Donosari, dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Sidoagung dan Desa Karanggedang.

Tata Kelola Pemerintahan di Wilayah dengan Tantangan Khusus

Pemerintah Desa Penusupan menjalankan roda pemerintahan dengan menghadapi tantangan yang berbeda dari desa-desa dataran rendah. Prioritas utama pembangunan seringkali diarahkan pada isu-isu fundamental yang berkaitan langsung dengan kondisi geografisnya.Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur jalan di medan yang berbukit memerlukan biaya yang lebih besar dan teknik yang lebih rumit. Oleh karena itu, program betonisasi atau pengerasan jalan antar dusun menjadi agenda krusial untuk membuka isolasi dan melancarkan mobilitas ekonomi. Selain itu, isu ketersediaan air bersih, terutama saat musim kemarau panjang, menjadi perhatian serius. Pemerintah desa aktif mencari solusi melalui program-program seperti pembuatan sumur bor komunal atau perlindungan mata air.

Ekonomi Resilien: Bertani di Lahan Kering

Model ekonomi masyarakat Desa Penusupan merupakan cerminan dari kemampuan adaptasi mereka terhadap kondisi alam. Perekonomian desa ini bertumpu pada sistem pertanian lahan kering atau tegalan, yang sepenuhnya mengandalkan curah hujan (pertanian tadah hujan).Komoditas Unggulan Lahan Kering: Komoditas utama yang dibudidayakan adalah tanaman-tanaman yang tahan terhadap kondisi tanah dan ketersediaan air yang terbatas. Singkong (ubi kayu) menjadi primadona utama, di mana hasilnya tidak hanya dijual dalam bentuk umbi segar, tetapi juga diolah menjadi gaplek (singkong kering) yang memiliki daya simpan lebih lama dan harga jual lebih stabil. Selain singkong, jagung juga menjadi tanaman pangan penting.Di samping tanaman pangan musiman, banyak warga yang menjadikan lahannya sebagai investasi jangka panjang dengan menanam tanaman kayu keras seperti jati dan sengon. Pohon-pohon ini berfungsi ganda, yaitu sebagai aset ekonomi masa depan sekaligus sebagai upaya konservasi untuk mencegah erosi di lahan yang miring.Perbedaan Mencolok dengan Dataran Rendah: Model pertanian ini sangat berbeda dengan desa-desa tetangga di dataran rendah yang fokus pada padi sawah irigasi. Di Penusupan, tantangannya bukan tentang distribusi air irigasi, melainkan tentang bagaimana memaksimalkan setiap tetes air hujan dan memilih komoditas yang paling sesuai dengan karakteristik lahan.

Karakter Sosial Masyarakat Perbukitan

Kehidupan di medan yang lebih sulit secara alami menempa karakter sosial masyarakat yang sangat solid. Ikatan antarwarga di Desa Penusupan dikenal sangat erat, dengan semangat gotong royong yang menjadi napas dalam kehidupan sehari-hari. Ketergantungan satu sama lain dalam menghadapi tantangan alam dan keterbatasan akses membuat nilai-nilai kebersamaan menjadi sangat vital.Masyarakatnya cenderung memiliki tingkat kemandirian yang tinggi. Mereka terbiasa untuk menyelesaikan berbagai persoalan secara swadaya sebelum bergantung pada bantuan dari luar. Sifat ini merupakan warisan langsung dari DNA sejarah mereka sebagai komunitas pejuang yang mandiri dan tangguh.

Tantangan Pembangunan dan Visi Masa Depan

Tantangan utama pembangunan di Desa Penusupan berkisar pada tiga hal: air, akses, dan ekonomi.

  1. Air: Menjamin ketersediaan air bersih yang berkelanjutan untuk kebutuhan rumah tangga dan pertanian selama musim kemarau adalah prioritas nomor satu.

  2. Akses: Peningkatan kualitas infrastruktur jalan secara merata untuk menghubungkan semua dusun dan menurunkan biaya logistik tetap menjadi pekerjaan rumah yang berkelanjutan.

  3. Ekonomi: Menciptakan peluang ekonomi di luar sektor pertanian lahan kering untuk menahan laju urbanisasi generasi muda dan meningkatkan pendapatan per kapita.

Visi masa depan Desa Penusupan terletak pada kemampuannya untuk mengubah tantangan menjadi potensi. Lahan miring yang ada sangat potensial untuk dikembangkan menjadi sentra agrowisata atau agribisnis komoditas bernilai tinggi yang cocok dengan dataran medium, seperti kopi, lada, atau aneka tanaman rempah.Selain itu, warisan sejarahnya yang unik sangat berpotensi untuk dikemas menjadi sebuah paket wisata sejarah atau heritage trail. Pengunjung dapat diajak menelusuri jejak-jejak perjuangan masa lalu sambil menikmati keindahan alam perbukitan. Pengembangan UMKM pengolahan hasil singkong menjadi produk modern (seperti tepung mocaf berkualitas tinggi atau aneka camilan inovatif) juga merupakan peluang besar yang dapat digarap melalui BUMDes.Sebagai kesimpulan, Desa Penusupan adalah sebuah monumen hidup yang membuktikan bahwa keterbatasan geografis dapat ditempa menjadi kekuatan karakter. Desa ini menarik kekuatannya dari resiliensi yang diwariskan oleh alam yang menantang dan inspirasi dari sejarah perjuangan para leluhur. Penusupan adalah bukti bahwa keagungan sebuah desa tidak hanya diukur dari kesuburan sawahnya, tetapi juga dari keteguhan semangat masyarakatnya yang hidup di perbukitan.